BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dalam makalah ini, kami
mengambil tema mengenai Termokimia. Kami memilih tema ini karena kami rasa
materi ini sangat penting untuk dipelajari. Termokimia merupakan salah satu
materi dasar dalam kimia yang harus dikuasai.
Di dalam makalah ini kami
membahas tentang konsep dasar dari termokimia yang kami sajikan pada bagian
awal dari isi makalah. Hal ini kami lakukan karena kami menilai untuk memahami
suatu materi, kita harus mengetahui konsep dasar terlebih dahulu, kemudian
dilanjutkan pada bagian inti materi.
Termokimia merupakan materi
yang harus dipahami dengan baik karena di dalamnya mencakup cukup banyak materi
lainnya, seperti Reaksi endoterm, Hukum dalam termokimia, Energi ikatan, dan
arah proses. Maka dari itu, kami berusaha untuk membuat materi termokimia dalam
makalah ini menjadi ringkas dan mudah dipahami.
I.2. Tujuan Penulisan
1. Untuk mempelajari konsep dasar termokimia
2. Untuk mempelajari materi-materi yang terkait dengan
termokimia
3. Memahami tentang termokimia lebih mendalam
I.3. Metode Penulisan
Dalam menulis makalah ini, kami memperoleh kajian materi dari
beberapa sumber, yaitu studi literatur dari buku-buku yang terkait dengan topik
dan berbagai artikel dari internet.
Daftar
Isi
Halaman
I. Pendahuluan
………………………………………………………………………… 1
I.1. Latar
belakang……………………………………………………………. 1
I.2. Tujuan
penulisan ………………………………………………………… 1
I.3. Metode
penulisan ………………………………………………………... 1
I.4. Sistematika penulisan
…………………………………………………… 2
II. Isi
II.1. Konsep Dasar
……………………………………………………………. 3
II.2. Reaksi endoterm
………………………………………………………… 3
II.3. Hukum dalam termokimia
………………………………………………… 4
II.4. Energi ikatan
…………………………………………………………………….. 6
II.5. Arah proses
…………………………………………………………………… 8
III. Penutup ……………………………………………………………………………... 9
III.1. Kesimpulan ………………………………………………………………
9
III.2. Saran ……………………………………………………………………..
Daftar pustaka …………………………………………………………………………... 10
BAB II
ISI
II.1. Konsep Dasar
Termokimia
adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia.
Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap unsur
atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam
energi potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam
suatu zat disebut panas dalam atau entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara
entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu
reaksi disebut perubahan entalpi reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol ΔH.
Bagian dari ilmu kimia yang
mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi
atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional termokimia
berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai
reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan.
Termokimia merupakan
pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari
reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk
pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Fokus bahasan dalam
termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah
tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi.
Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap
peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia.
II.2. Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
Berdasarkan
perpindahan energinya atau perubahan entalpinya ada dua jenis reaksi:
1)
Reaksi eksoterm yaitu reaksi yang membebaskan kalor, kalor mengalir dari sistem
ke lingkungan (terjadi penurunan entalpi), entalpi produk lebih kecil daripada
entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda negatif.
Pada reaksi eksoterm umumnya suhu sistem menjadi naik, adanya kenaikan suhu
inilah yang menyebabkan sistem melepas kalor ke lingkungan.
Reaksi
eksoterm: DH = HP - HR < 0 atau DH
= (-)
2)
Reaksi Endoterm yaitu reaksi yang memerlukan kalor, kalor mengalir dari
lingkungan ke sistem (terjadi kenaikan entalpi), entalpi produk lebih besar
daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda
positif. Pada reaksi endoterm umumnya suhu sistem terjadi penurunan, adanya
penurunan suhu inilah yang menyebabkan sistem menyerap kalor dari lingkungan.
Reaksi
endoterm: DH = HP - HR > 0 atau DH
= (+)
II.3. Hukum dalam termokimia
Dalam mempelajari
reaksi kimia dan energi kita perlu memahami hukum-hukum yang mendasari tentang
perubahan dan energi.Hukum kekekalan energi
Dalam perubahan kimia atau fisika energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentu lainnya. Hukum ini merupakan hukum termodinamika pertama dan menjadi dasar pengembangan hukum tentang energi selanjutnya, seperti konversi energi.
Hukum Laplace
Hukum ini diajukan oleh Marquis de Laplace dan dia menyatakan bahwa jumlah kalor yang dilepaskan dalam pembentukan sebuah senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya.
Panjabaran dari hukum ini untuk entalphi reaksi ΔH dan kalor reaksi;
C + O2 → CO2 ΔH = -94 Kkal
CO2 → C + O2 ΔH = +94 Kkal
Sedangkan untuk kalor reaksi,
C + O2 → CO2 -94 Kkal
CO2 → C + O2 +94 Kkal
Untuk reaksi pertama, unsur C bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan karbondioksida dan kalor sebesar 94 Kkal. Sedangkan reaksi kedua karbondioksida terurai menjadi unsur C dan gas oksigen dengan membutuhkan kalor sebesar 94 Kkal.
Dari sisi tanda, tampak jelas perbedaan antara entalphi reaksi dengan kalor reaksi, jika entalphi bernilai positif maka kalor reaksi bernilai negatif, demikian pula sebaliknya jika entalphi negatif maka kalor reaksi positif.
Hukum Hess
Hukum ini diajukan oleh Germain Hess, dia menyatakan bahwa entalphi reaksi (ΔH) hanya tergantung pada keadaan awal reaksi dan hasil reaksi dan tidak bergantung pada jalannya reaksi.
Jika suatu reaksi merupakan penjumlahan aljabar dari dua atau lebih reaksi, maka perubahan entalphi (ΔH) atau kalor reaksinya juga merupakan penjumlahan aljabar dari (ΔH) yang menyertai reaksi. Untuk lebih mudah memahaminya kita perhatikan Bagan 10.17.
Bagan 10.17. Penjumlahan aljabar reaksi dan entalphi menurut Germain Hess
Berdasarkan persamaan reaksi gas karbon dioksida dapat terbentuk melalui dua tahap, yang pertama pembentukan karbonmonoksida dari unsur-unsurnya dan dilanjutkan dengan oksidasi dari karbonmonoksida menjadi karbondioksida.
Penjumlahan aljabar ΔHreaksi dari setiap tahap reaksi juga dilakukan sesuai dengan tahap reaksi, maka ΔHreaksi dari pembentukan gas Karbon dioksida juga dapat dilakukan.
Berdasarkan berbagai jenis reaksi, maka kita juga dapat mengembangkan jenis kalor reaksi atau ΔH yang disesuaikan dengan jenis reaksinya, ada empat jenis kalor reaksi yaitu kalor reaksi pembentukan, penguraian, pembakaran dan pelarutan. Keempat klasifikasi tersebut disederhanakan dalam bagan pada Bagan 10.18.
II.4. Energi ikatan
Pada
dasarnya reaksi kimia terdiri dari dua proses, yaitu pemutusan ikatan antar
atom-atom dari senyawa yang bereaksi (proses yang memerlukan energi) dan
penggabungan ikatan kembali dari atom-atom yang terlibat reaksi sehingga
membentuk susunan baru (proses yang membebaskan energi).
Perubahan
entalpi reaksi dapat dihitung dengan menggunakan data energi ikatan. Energi
ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan oleh satu molekul
gas menjadi atom-atom dalam keadaan gas. Harga energi ikatan selalu positif,
dengan satuan kJ atau kkal, serta diukur pada kondisi zat-zat berwujud
gas.
Entalpi
reaksi yang dihitung berdasarkan harga energi ikatan rata-rata sering berbeda
dari entalpi reaksi yang dihitung berdasarkan harga entalpi pembentukan
standar. Perbedaan ini terjadi karena energi ikatan yang terdapat dalam suatu
tabel adalah energi ikatan rata-rata. Energi ikatan C – H dalam contoh di atas
bukan ikatan C – H dalam CH4, melainkan energi ikatan rata-rata C – H.
CH4(g)
CH3(g) + H(g) H = +424 kJ/mol
CH3(g) CH2(g) + H(g) H = +480 kJ/mol
CH2(g) CH(g) + H(g) H = +425 kJ/mol
CH(g) C(g) + H(g) H = +335 kJ/mol
Jadi, energi ikatan rata-rata dari ikatan C – H adalah 416 kJ/mol. Sedangkan energi
ikatan C – H yang dipakai di atas adalah +413 kJ/mol.
CH3(g) CH2(g) + H(g) H = +480 kJ/mol
CH2(g) CH(g) + H(g) H = +425 kJ/mol
CH(g) C(g) + H(g) H = +335 kJ/mol
Jadi, energi ikatan rata-rata dari ikatan C – H adalah 416 kJ/mol. Sedangkan energi
ikatan C – H yang dipakai di atas adalah +413 kJ/mol.
Bahan Bakar dan Perubahan Entalpi Reaksi pembakaran adalah reaksi suatu zat dengan oksigen. Biasanya reaksi semacam ini digunakan untuk menghasilkan energi. Bahan bakar adalah merupakan suatu senyawa yang bila dilakukan pembakaran terhadapnya dihasilkan kalor yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Jenis
bahan bakar yang banyak kita kenal adalah bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil
berasal dari pelapukan sisa organisme, baik tumbuhan maupun hewan yang
memerlukan waktu ribuan sampai jutaan tahun, contohnya minyak bumi dan batu
bara.
Namun
selain bahan bakar fosil dewasa ini telah dikembangkan pula bahan bakar jenis
lain, misalnya alkohol dan hidrogen. Hidrogen cair dengan oksigen cair
bersama-sama telah digunakan pada pesawat ulang-alik sebagai bahan bakar roket
pendorongnya. Pembakaran hidrogen tidak memberi dampak negatif pada lingkungan
karena hasil pembakarannya adalah air.
Matahari
adalah umber energi terbesar di bumi, tetapi penggunaan energi surya belum
komersial. Dewasa ini penggunaan energi surya yang komersial adalah untuk
pemanas air rumah tangga (solar water heater). Nilai kalor dari bahan
bakar umumnya dinyatakan dalam satuan kJ/gram, yang menyatakan berapa kJ kalor
yang dapat dihasilkan dari pembakaran 1 gram bahan bakar tersebut.
Contoh
: nilai kalor bahan bakar bensin adalah 48 kJ/g, artinya setiap pembakaran
sempurna 1 gram bensin akan dihasilkan kalor sebesar 48 kJ. Pembakaran
bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri umumnya tidak terbakar
sempurna. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk
karbon dioksida dan uap air.
Sedangkan
pembakaran tidak sempurnanya menghasilkan karbon monoksida dan uap air.
Pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi bahan bakar, kalor yang dihasilkan
akan lebih sedikit dibandingkan apabila zat itu terbakar sempurna. Kerugian
lainnya adalah dihasilkannya gas karbon monoksida (CO) yang bersifat racun
II.5. Arah proses
Berdasar kespontanannya, suatu proses
reaksi dapat di bagi menjadi dua. Yaitu:
1.
Proses spotan
Proses spotan adalah satu proses yang
berlangsung satu arah system di lingkungan tidak berada dalam ke setimbangan.
Contoh:
·
Air mengalir dari tempat yang tinggi ke
tempat yang rendah.
·
Spirtus kebakar
2.
Proses tidak spotan
Proses tidak spotan adalah suatu proses
yang dapat berlangsung karena adanya pengaruh dari luar system. System dan
lingkungan selalu berada dalam keadaan kesetimbangan.
Contoh:
·
Air membeku
·
Memperoleh alumunium dari oksidanya
Suatu
reaksi kimia berlangsung spotan atau tidak spotan dapat ditentukan dengan
melihat 3 fungsi keadaan yaitu:
Ø Entalpi
(H)
Reaksi spotan H < 0 dan tidak
spotan bila H > 0
Ø Entropi
(S)
Entropi adalah derajat ketidakaturan
system.
Reaksi spotan S > 0 dan tidak
spotan bila S < 0
Ø Energi
bebas (G)
Perubahan energy bebas (G) adalah jumlah
energy maksimum dalam suatu proses yang berlangsung pada suhu dan tekanan tetap
yang tidak digunakan untuk menghasilka kerja. Oleh karena itu reaksi spotan G < 0 dan tidak
spotan bila G > 0
G = T = Suhu dalam derajat Kelvin
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Singkatnya, materi pembelajaran pada termokimia ini merupakan
materi dasar yang wajib untuk dipelajari dan dipahami secara mendalam. Materi
yang secara umum mencakup Reaksi endoterm, Hukum dalam termokimia, Energi
ikatan, dan arah proses merupakan materi-materi dasar dalam pelajaran kimia
yang berguna untuk mempelajari materi selanjutnya yang tentu saja lebih rumit.
Dalam makalah ini materi duraikan secara singkat agar para pembaca lebih mudah
memahaminya.
III.2. Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar
para pembaca dapat memahami materi termokimia ini dengan mudah. Saran dari
penyusun agar para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini
dengan baik, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan soal sesuai materi yang
berhubungan agar semakin menguasai materi.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James .E. 1999. Kimia
Universitas Azas & Struktur Jilid 1, Edisi ke-5. Jakarta : Binarupa
Aksara
Kleinfelter, Wood. 1989.Kimia Untuk Universitas Jilid 1.ed.6.Jakarta
: Erlangga
Rahayu,Nurhayati,dan Jodhi Pramuji G.2009.Rangkuman Kimia SMA.Jakarta
: Gagas Media
Sutresna,Nana. 2007.Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI.Jakarta
: Grafindo Media Pratama
Kuliah Kimia Dasar I oleh Pak Umar
Dogra, SK. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta:
Universitas Indonesia
Denbigh, Kenneth. 1980. Prinsip-Prinsip
Keseimbangan Kimia edisi ke-empat. Jakarta: Universitas Indonesia
free.vlsm.org/v12/sponsor/.../0281%20Fis-1-4d.htm
http://blog.ums.ac.id/vitasari/files/2009/06/kuliah-11_panas-reaksi.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_kimia/Bab_8
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Hess
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalorimeter\
http://www.scribd.com/doc/20100823/Kalorimeter
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia/pengertian-termokimia/
http://elearning.uin-suka.ac.id/attachment/hukum_i_termo_sh8y0_11975.ppt
http://mesin.brawijaya.ac.id/diktat_ajar/data/02_c_bab1n2_termo1.pdf
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/diploma-three-program/study-program-of-computer-engineering-d3/fisika-dasar-2/termokimia
Wijayanti.
2009. Penentuan Entalpi Reaksi. Kamis, 10 Desember.
http://kimia-asyik.blogspot.com/2009/12/penentuan-entalpi-reaksi.html
http://www.kimiaku.info/termokimia.pdf