"sayang,kamu serius sama aku?,kamu sayangkan sama aku?,kalau kamu beneran sayank sama aku. Kamu harus bisa buktiin".
"sayang mau bukti apa?pasti aku turuti.aku gak mau kecewain cinta".
Dingin yang menembus ke sum-sum tulang, membuat burung takut terbang
keluar dari sangakar, dingin yang menyulap lilin menjadi padam, dingin
yang menimbulkan efek embun pada lampu-lampu berwarna kuning berada di
pojok-pojok taman, sehingga menambah suasana romantis acara makan malam dua ingsan yang sedang memadu.
"sayang kok diam?sayang pingin bukti apa sih?
Zara tak dapat berkata, bibirnya kelu, batinya merinding, bulu kudunya
berdiri. Zara tak dapat berkata, serasa mulutnya terkunci, batinya
menciut, ungkapan yang mengurungkan hasrat. Reval tau kekasihnya itu
sedang menggigil. Yang dia tahu perempuan di dekatnya itu kedinginan,
dia tak tahu pasti apa maksud semua ini, dia tak tahu apa yang terjadi,
dia tak tahu isi hati.
"sayang kamu kedinginan?ya sudah kita kedalam yuk!"
Hanya anggukan yang Zara ungkapkan. Ia tak tahu juga apa isi hatinya.
Ia hanya pasrah akan keadaan. Yang ia tahu ia sedang berjuang menepis
angkara-angkara fikiran negative. Ia hanya menurut pada apa saja yang
dikatakan hati. Dengan di gandeng Reval, Zara masuk kedalam rumah
bermotifkan paris yang memunculkan efek elegan pada rumah ber dinding
warna kalem sehingga menambahkan suasana romantis.
Zara hanya tahu
kalau sekarang dia sedang digandeng reval, selebihnya dia tak tahu.
Rasanya ditepis keadaan. Dia pun tak tahu kapan dia sampai dikamarnya
dan dia tak tahu kapan Reval pulang.
Zara sudah niat untuk
ngomong sama Reval hari ini. Dia sudah tekad. Dia harus mengatakanya.
Zara pun mengambil ponsel warna pink di meja marmer dekat ranjangnya
berwarna pink pula. Tanganya tak mampu mengetik kata. Hanya memandang
ponsel nokia black berry itu yang dari tadi Zara lakukan. Zara
sendiripun tak mengerti jalan fikiranya. Dia ling-lung akan perasaanya
sendiri. Dia tak mengerti.
"Sayang..."
Pesanpun telah terkirim dan telah sampai ke hand phone Reval.
'kau mau apa pasti kan ku beri,kau minta apa akan ku turuti. Walau...'
"aduh,siapa sih malam-malam ganggu orang tidur aja"
Batin Reval dalam hati. Suara dering hand phonenya memaksa tubuh yag
letih untuk bangun Reval dengan lunglai dan masih mengantuk mencari
sumber suara itu. Dia mencari-cari hand phonenya yang dari tadi masih
berada didalam saku celana jeans warn abu-abu yang dipakainya kerumah
Zara. Reval langsung melihat dan
'1 message received'
Dan
ternyata dari Zara. Reval dengan spontan membuka pesan dari kekasihnya
itu karena rasa penasarana apa isi dari pesan itu. Tidak biasanya Zara
menghubungi Reval larut malam. Zara yang dikenalnya manja,cantik dan
baik hati itu tidak pernah tidur lewat tengah malam.
"Iya sayang, kenapa? Kok tumben belum tidur? Ada apa?"
'message delivered'
Kini waktu menunujuk pukul 1 malam. Angin malam menembus jendela kamar
lewat celah-celah kecil diantara ukiran kayu terpahat sangat rapi.
Sepoi-sepoi,dingin membuat rasa kantuk Reval semakin menjadi dan nafsu
untuk mengukir mimpi ingin dituruti. Tapi di lain ruang ada kekasihnya
yang butuh dirinya. Diapun berjuang menepis setan-setan yang merasuki
darahnya,mengipas-ngipas kalbunya, membujuk batinya,menarik matanya
karena Reval tak mau mengacuhkan pesan kekasihnya.
'kau mau apa pasti kan ku beri,kau minta apa akan ku turuti. Walau harus aku...'
Dering hand phone mengagetkan jantung yang terlelah. Menggerakan tangan
untuk meraih sebuah ponsel dan segera membukanya. Berharap rasa
penasaran hati akan segera luluh dengan sendirinya. Jari jempol reflek
bergerak.
"Aku butuh bukti, kalau kamu beneran sayang sama aku...
Dengan setengah mengantuk Reval membaca pesan rembulan hati yang sangat
ia sayang. Reval adalah seorang yang mungkin dikirim tuhan untuk Zara.
Reval sangat sayang sama Zara, tak mau mengecewakan Zara, dia selalu
berusaha untuk membuat Zara tersenyum dan dia tidak akan memaafkan
dirinya sendiri kalau sampai Zara bersedih lebih-lebih sampai air mata
rembulan hatinya tak bisa dibendung oleh kelopak mata yang membuat hati
Reval damai bila melihat sepasang mata itu. Sepasang mata yang memberi
kedamaian ingsan yang memandang, sepasang mata yang mengisyaratkan
keteduhan jiwa, sepasang mata yang berwarna coklat muda. Sepasang mata
yang saat ini dia miliki dan dia tak akan pernah melepasnya walau yang
lain merebutnya. Reval melanjutkan membaca isi pesan Zara...
.....Kamu mau gak aku kasih sebuah tantangan untuk kepastian cintaku?"
Tanpa fikir panjang Revalpun menyetujui tantangan dari kekasihnya.
Dan berharap dia tidak mengecewakan dan bisa memenuhi tantanga Zara
dengan baik. Reval pun langsung membalas berharap kekasihnya tak
menunggu terlalu lama.
"iya, Reval bener-bener sayang sama Zara. Sayang pingin aku ngelakuin apa?"
"aku pingin kamu hidup tanpa aku selama 1 hari! Tidak ada komunikasi di
antara kita selama 1 hari. Aku pingin tau apa yang kamu rasakan. Aku
pingin tahu kesungguhan cinta kamu ke aku! Kamu sanggup?"
"kenapa kok gitu sayang?"
"kalau kamu bisa melakukanya aku akan cinta kamu selamanya!"
"iya sayang"
Seharian pun Reval tidak SMS ataupun telefon Zara.
"hmmmmm... Pluto,besok Zara ulang tahun. Aku harus siapin kado spesial buat dia!. Aku pingin dia bahagia!"
Terlihat, Reval sedang berbicara pada sahabat. Sahabat yang mungkin tak
pernah dan tak akan menjawab semua keluh Reval. Tapi, dia sahabat yang
sangat setia dan mau mendengarkan semua isi hati tuannya. Karena sahabat
itu adalah seekor kucing. Kucing yang sangat bersahabat. Dengan di
temani cuaca yang tidak bersahabat, langit mendung berwarna abu-abu
matang, rintik hujan mulai berjatuhan, matahari menyembunyikan sinar
terangnya, Seharian Reval menyiapkan kado untuk hari indah kekasihnya.
Dengan hati, Reval menyiapkan semuanya. Dinner romantis dengan ditemani
lilin-lilin berbentuk hati, makanan yang Zara suka, biola dengan lagu
klasik yang selalu Zara mau tidak mugkin terlupakan dan sebuah cincin
cantik berwarna silver dengan dua liontin. Itulah cincin pertunangan
yang akan Reval sematkan pada jari manis kekasihnya sebagai tanda ikatan
cinta dan kasihnya yang tulus. Tanpa Reval ketahui Zara hanya punya
waktu 20 jam untuk hidup karena Zara punya penyakit kangker. Reval tak
pernah mengetahui penyakit kekasihnya itu, karena memang Zara tak pernah
bercerita. Karena hanya satu alasan, Zara tidak mau kekasihnya sedih.
Dengan hati yang bangga karena yakin akan usahanya, dengan rasa gemetar
tapi Reval sadar bahwa ia mempunyai satu rasa yang tak terartikan oleh
nya, rasa yang aneh. Reval sudah siap menjemput Zara.
Honda
Jazz merah menembus jalan yang sepi, menghamburkan daun yang terjatuh
rapi, membelah ruang yang sunyi. Akhirnya honda jazz pun terparkir
dipelataran degan suasana yang tidak biasa terjadi.
Reval masih
tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, langkah demi langkah yang
berat memaksa kaki untuk berjalan. Hatinya meleleh, seperti Ice Cream
yang di telan hawa panas ketika melihat sesosok yang sangat di kenal,
pujaan hatinya. Tiba-tiba air mengalir dari kedua matanya, entah siapa
yang mengundang. Ketika ia mengetahui ternyata Tuhan telah memanggil
Zara. Menjerit sampai tenggorokan kering serak ingin ia ungkapkan ketika
sesosok jelita hatinya telah terbaring dengan surat ditanganya.
"kamu berhasil sayang. Bisakah kamu melakukanya setiap hari?
I LOVE U. Aku selalu berdoa, semoga tuhan akan mempertemukan kita di syurga-NYA".
No comments:
Post a Comment