- Proses Pembentuan Bumi Menurut Teori
Teori
yang paling populer adalah teori big bang. Awalnya ada 1 bintang raksasa yang
kemudian mengalami supernova, meledak dan materialnya menyebar kemana-mana.
Material
besar yang menyimpan energi menjadi bintang, sementara yang lebih kecil menjadi
planet, yang lebih kecil menajdi bulan, asteroid, dan benda langin lainnya.
Sesuai kaidah bahwa dua benda akan tarik-menarik sesuai dengan gravitasi yang
dimilikinya (yang dipengaruhi oleh massa masing-masing benda tersebut), maka
benda yang massanya lebih kecil akan tertarik oleh gravitasi benda yang
massanya lebih besar. tapi karena adanya gravitasi benda yang lebih kecil
tersebut, maka benda yang lebih kecil akan berputar mendekat ke benda yang
lebih besar sampai akhirnya dicapai kesetimbangan antara kedua gravitasi kedua
sehingga benda yang lebih kecil akan ber-revolusi mengelilingi benda dengan
massa yang (jauh) lebih besar. Contoh, planet yang mengelilingi matahari.
Kemudian planet ini pun
mengalami proses pembentukan dirinya. Sebagai pecahan dari bintang, tentu saja
tiap planet memiliki komposisi yang berbeda. Kemudian pengaruh dari radiasi
yang diterima tiap planet juga berbeda, maka proses yang terjadi pada tiap-tiap
planet akan berbeda satu-sama lain.
Bumi
yang awalnya berupa benda pijar yang panas perlahan-lahan mengalami pendinginan
(energi yang disimpannya cuma sedikit lho, ga sebanyak bintang). Sesuai hukum
thermodinamika, bumi mengalami perubahan dari bentuk gas --> semakin dingin
--> cair, nah pada saat cair inilah material-material mulai mengelompok dan
membentuk bagian-bagian inti,mantel dan kerak.
Khusus
untuk kerak, (uap) air yang mulai terbentuk seiring pendinginan bumi mulai
mendingin dan turun ke permukaan bumi menjadi air. Nah karena permukaan bumi
masih berupa cairan panas, maka air tersebut menjadi uap lagi sementara
permukaannya terdinginkan dan mulai mengeras. bayangkan magma yang disemprot
air dalam jumlah banyak, lama-lama permukaan atasnya akan mengeras (karena
mendingin) sementara lapisan bawahnya tetap berupa cairan panas. Nah lapisan
keras tersebut semakin lama semakin tebal dan sekarang menjadi 'permukaan
tanah' tempat manusia dan makhluk hidup lainnya tinggal. Sementara air yang
sebagian besar menjadi laut dan samudra, salah satunya berfungsi untuk menjaga
suhu kerak bumi tetap dingin.
- Proses Pembentuan Bumi Menurut Agama Islam
"Dia
menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dia menutupkan malam atas
siang dan menutupkan siang atas malam" ( Al-Qur'an, Az-Zumar:5) dalam
AL-Qur'an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta
sungguh sangat penting. Kata arab yang terjemahkan sebagai
"menutupkan" dalam ayat diatas adalah "takwir" dalam kamus
bahasa arab misalnya kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan
membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana
surban dipakaikan di atas kepala.
Keterangan
yang di sebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup
satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi pernyataan ini
hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al-Qur'an, yang
telah diturunkan di abad ke-7 telah diisyaratkan tentang bentuk bumi yang
bulat. Namun perlu diingat bahwa ilmu Astronomi kala itu memahami bumi secara
berbeda dimasa itu, bumi di yakini berbentuk bidang datar san semua perhitungan
serta penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini, sebaliknya ayat-ayat
Al-Qur'an berisi informasi yang telah hanya mampu kita pahami dalam abad
terakhir oleh karena Al- Qur'an adalah
firman Allah. Maka tidak mengherankan jika kata-kata yang tepat digunakan dalam
ayat-ayat ketika menjelaskan jagat raya..Adapun yang mengenai relief bumi,
Qur-an hanya menyinggung terbentuknya gunung-gunung. Sesungguhnya dari segi
yang kita bicarakan di sini, hanya sedikit yang dapat kita katakan; yaitu
ayat-ayat yang menunjukkan perhatian Tuhan kepada manusia dalam hubungannya
dengan terbentuknya bumi seperti dalam:
Surat Nuh ayat 19:
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ بِسَاطًا
Artinya: "Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai
hamparan supaya kamu menempuh jalan-jalan yang luas di bumi itu."
Surat Az-Zariyat ayat 48 :
وَالْأَرْضَ فَرَشْنَاهَا فَنِعْمَ الْمَاهِدُونَ
Artinya: "Dan bumi itu Kami hamparkan, maka
sebaik-baik yang menghamparkan adalah Kami."
(Permadani) yang digelar (dihamparkan) adalah kulit bumi yang keras yang di atasnya kita dapat hidup. Adapun lapisanlapisan di bawah adalah sangat panas, cair dan tak sesuai dengan kehidupan. Ayat-ayat Qur-an yang mengenai gunung-gunung serta isyarat-isyarat tentang stabilitasnya karena akibat fenomena lipatan adalah sangat penting.
Surat Al-Ghaasyiyah ayat 19, 20:
وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ
Artinya: "Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
Artinya: “Dan bumi bagaimana ia dihamparkan."
Konteks ayat mengajak orang-orang yang tidak beragama
untuk melihat fenomena-fenomena alamiah. Ayat-ayat di bawah ini menjelaskan lebih lanjut:
Surat An-Naba ayat 6, 7:
أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا
Artinya: "Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu
sebagai hamparan”
وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا
Artinya : “dan gunung-gunung sebagai pasak."
Orang-orang yang beragama itu memakai (autad, kata jamak dari watad) untuk menetapkan tenda di atas tanah.
Para ahli geologi modern menggambarkan lipatan tanah yang mengambil tempat duduk di atas relief, dan yang
dimensinya berbeda-beda sampai beberapa kilometer bahkan beberapa
puluh kilometer. Daripada fenomena lipatan inilah kulit bumi
dapat menjadi stabil.
Karena hal-hal tersebut di atas kita tidak heran jika membaca Qur-an dan mendapatkan pemikiran-pemikiran
tentang gunung-gunung
seperti berikut:
Surat An-Nazi’at ayat 32:
وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا
Artinya: "Dan gunung-gunung dipancangkanNya dengan
teguh."
Surat Luqman ayat 10:
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ۖ وَأَلْقَىٰ
فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ ۚ
وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ
Artinya: “Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia
meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak
menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis
binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya
segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.”
Kata-kata tersebut diulangi lagi dalam surat An-Nahl ayat
15. Idea yang sama diterangkan dengan cara yang agak
berlainan.
Dalam surat An-Anbiyaa’ ayat 31:
وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِهِمْ
وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ
Artinya: "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh
supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di
bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk."
Ayat-ayat tersebut menerangkan bahwa cara gunung-gunung
itu diletakkan adalah sangat menjamin stabilitasnya, dan hal
ini sangat sesuai dengan penemuan-penemuan geologi.
Surat An-Nazi’at ayat 28 :
رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا
Artinya :”Dia meninggikan bangunannya lalu
menyempurnakannya,”
Ayat ini menerangkan masa II dari penciptaan bumi. Dua kata kunci dalam ayat
ini adalah “meninggikan dan menyempurnakan”. Mengembang yang dimaksud adalah
proses berkembangnya seluruh galaksi yang saling menjauh antar satu sama lain.
Dan langit-langit menjadi semakin meninggi. Mengembangnya alam semesta
sebenarnya adalah kelanjutan big bang.
Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam
ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung.
Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini
dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.
Surat An-Nazi’at ayat 30 :
وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَاهَا
Artinya: ”Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya”
Di masa IV inilah mulai bumi terbentuk. dimulai dengan pembentukan
superkontinen Pangea di permukaan Bumi.
Surat An-Nazi’at ayat 31 :
أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا
Artinya :“Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan
(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya”
Pada ayat ini, dijelaskan mengenai masa V penciptaan bumi yaitu evolusi air. Ketika bumi terbentuk air belum ada. Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.
Sumber :
http://whatzuptheory.blogspot.com/2013/02/proses-pembentukan-bumi-menurut-teori.html